Pages

Ads 468x60px

Tuesday, November 27

6 Syarat Mencari Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah matahari yang akan menyinari jiwa dan kehidupan seseorang. Namun, ilmu pengetahuan bukanlah sesuatu yang ada dengan sendirinya (taken in granted), ilmu pengetahuan hanya dapat dimiliki dan dikuasai ketika kita berusaha dan bekerja keras untuk mendapatkannya.

Ada enam faktor yang perlu dan harus diperhatikan agar usaha untuk mencari dan menguasai ilmu pengetahuan terbuka lebar bagi siapapun yang menghendakinya. Enam hal tersebut adalah:

1. Mampu Menggunakan Nalar

Ilmu pengetahuan adalah makanan dari akal, maka hanya orang-orang yang mampu menggunakan akalnya yang akan mampu menyerap dan mendapatkan ilmu pengetahuan.

2. Tekun 

Penguasaan ilmu pengetahuan bukanlah sesuatu yang bersifat instan, namun sebuah proses panjang untuk mengumpulkan berbagai serpihan pengetahuan, menatanya, dan membangunnya sebagai sebuah bangunan pengetahuan utuh dan tidak sepotong-potong. Proses ini tentu saja memerlukan keuletan, ketekunan, dan kejelian agar bangunan pengetahuan yang dihasilkan benar-benar utuh dan tidak menyesatkan.

3. Memiliki Kesabaran

Penguasaan ilmu pengetahuan bukanlah sesuatu yang bersifat instan, namun sebuah proses panjang transformasi nilai dan materi secara perlahan dari sumber pengetahuan (para guru dan lingkungan) kepada si pencari ilmu pengetahuan. Ini jelas membutuhkan kesabaran dan ketabahan.

4. Memerlukan Biaya

Biaya di sini bukan dalam pengertian sempit berupa finansial, meskipun finansial termasuk di dalamnya. Biaya di sini memiliki pengertian sebagai segala sesuatu mesti dicurahkan agar proses belajar dan mencari ilmu pengetahuan menjadi memungkinkan dan mudah dilaksanakan. Biaya di sini mencakup waktu, kesempatan, dan finansial.

5. Kerja Keras Guru

Mencari ilmu pengetahuan berarti melakukan sebuah proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar adalah sebuah proses transformasi nilai dan materi pengetahuan dari sumber belajar (guru) kepada peserta belajar (murid). Oleh karena itu, guru merupakan salah satu faktor utama sukses atau tidaknya sebuah proses transformasi ilmu pengetahuan. Guru yang mengajar dengan sepenuh hati dan mencurahkan segenap daya serta upaya agar proses transformasi pengetahuan yang dilakukannya benar-benar mampu diterima dengan baik oleh peserta didiknya, tentu akan menghasilkan output yang berbeda dengan guru yang mengajar sekedar dan ala kadarnya.

6. Memerlukan Waktu

Karena belajar merupakan sebuah proses, maka belajar dan proses transformasi ilmu pengetahuan tentu saja memerlukan waktu yang cukup panjang agar transformasi yang dilakukan benar-benar sesuai harapan.

Demikian enam hal yang diperlukan agar usaha untuk mencari ilmu pengetahuan dan pengembangannya menemukan jalan kemudahan.

Semoga bermanfaat bagi kita semua, amin...
baca selengkapnya...

Thursday, November 22

7 Hal yang Tidak Diajarkan di Sekolah

Daniel Wong

  
Siswa akan berkembang di masa depan jika 7 hal ini diajarkan di sekolah. (Getty Images)

Betapa sering kita mendengar seseorang berkata, "Aku hanya menggunakan satu bagian dari apa yang aku pelajari di sekolah" Mungkin berkali-kali hingga tak dapat dihitung.
Ada beragam pandangan mengenai tujuan utama pendidikan hendaknya:
  • Untuk menanamkan rasa cinta pada belajar
  • Untuk membangun satu sense budaya atau identitas nasional
  • Untuk melatih siswa membuat keputusan-keputusan yang berdasar informasi
  • Untuk membantu masyarakat me
Namun saya yakin kita setuju bahwa tujuan utama pendidikan adalah untuk mempersiapkan siswa menghadapi masa depan (prepare students for the future).
Yups, ada tujuan-tujuan mulia yang hendaknya pendidikan perjuangkan untuk dicapai, namun pendidikan juga mesti bermanfaat. Idealisme yang tidak dikombinasikan dengan kotak besar pragmatisme dan realisme tidak pernah benar-benar terbukti bermanfaat.
Ini berlakku pada pendidikan juga.
Ketika kita memasuki fase baru Era Informasi, kecakapan yang diperlukan untuk bertahan--dan berjuang--adalah kebangkitan.
Di artikel ini, saya akan mendiskusikan tujuah hal yang tidak diajarkan kepada mereka di sekolah, namun mestinya (diajarkan).
Saya sadar bahwa masa kurikulum di sekolah terbatas, jadi saya tidak menganjurkan  sekolah mengajarkan kecapakan ini pada pilihan teratas atas apa yang sudah menjadi bagian beban siswa. Sebaliknya, saya mengusulkan agar sekolah melakukan relokasi waktu dan sumber dayanya.
Mengapa siswa mesti melakukan begitu banyak usaha untuk menghafalkan rumus dan fakta, ketika mereka dengan mudah dapat menemukan informasi tersebut saat mengklik tombol mouse?
Misal, apakah benar-benar penting bagi siswa untuk tahu bahwa 
sin x — sin y = sin [(x-y)/2] cos [(x+y)/2]
ketika Google dapat memberi mereka informasi tersebut secara instan?
(saya menduga bahwa anda, seperti halnya saya, memiliki ingatan tentang trigonometri yang terpatri dalam "ruang (kompartemen)" matematika di otak anda).
Saya tidak menolak bahwa penting bagi siswa untuk mengingat tanggal bersejarah yang penting atau menggunakan rumus-rumus secara bijak. Namun demikian, pembelajaran menghafal hendaknya tidak merupakan bagian utama dalam kurikulum.
Inilah tujuh hal tersebut, yang jika diajarkan di sekolah, akan membantu siswa berkembang di masa depan: 
1. Bagaimana bersikap baik
Saat ini informasi sangat mudah diperoleh, jika kita ingin belajar satu kecakapan atau jika kita ingin menjadi ahli dalam setiap disiplin, kita dapat melakukannya. Hal tersebut tergantung seberapa kita menginginkannya.
Sukses saat ini lebih banyak berkaitan dengan sikap kita daripada bakat kita.
Sikap kita tidak hanya mempengaruhi semangat kita untuk belajar dan berkembang. Ia juga mempengaruhi keinginan kita untuk melayani dan memberi kontribusi, semua tanpa berkeluh kesah.
Singkatnya, sikap kita menghasilkan banyak hal (baik), namun banyak orang di sekitar yang memiliki sikap buruk.
Sikap dapat melakukan sesuatu berkaitan dengan hal ini!
2. Bagaimana menangani finansial (masalah keunganan) personal anda.
Kebanyakan siswa meninggalkan sekolah tanpa sebuah clue mengenai bagaimana mengatur masalah finansial mereka. Ini meresahkan, karena mereka benar-benar pemula untuk memulai pekerjaan full time nya.
Ketika kita di sekolah, apakah kita belajar tentang:
  • Beragam jenis investasi?
  • Bagaimana mengatur budget biaya (hidup) kita?
  • Kekuatan keuntungan yang berlipatganda?
  • Berapa banyak dari gaji bulanan kita yang hendaknya ditabung?
  • Jenis asuransi apa yang hendaknya kita beli?
  • Bagaimana menetapkan tujuan di wilayah finansial kita?
Siswa hendaknya mulai belajar, dari usia muda, bagaimana menangani masalah finansial mereka. Ini akan melindungi banyak orang dari pertarungan dengan hutang credit card atau bahkan kebangkrutan di masa depan.
3. Bagaimana menggunakan email secara efektif
Kita mungkin menerima lebih banyak email setiap hari daripada yang kita inginkan. Apa yang membuatnya mengerikan adalah bahwa sebagian besar email adalah kasar, tidak jelas atau tidak terstruktur baik.
Mungkin ini menjadi masalah karena orang tidak pernah diajari bagaimana menggunakan email secara efektif
Bagaimana kita 'menolak' (sign off) email? Akankah kita membuatnya hanya untuk satu topik utama per email? Kapan sesuai untuk menggunakan Cc atau Bcc? Kapan hendaknya menggunakan huruf tebal? Kapan hendaknya kita tidak "menjawab semua" (reply all)?
Sekolah hendaknya memberi siswa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Sadari bahwa mayoritas siswa saat ini membuat akun email pertama mereka sebelum mereka berusia belasan tahun, adalah penting bahwa mereka memahami bagaimana menggunakan sarana hebat ini dengan bijak dan bertanggungjawab.
4. Bagaimana menjual
Apakah kita akan menjadi penjual (going into sales) di masa depan atau tidak, kita akan menjual sesuatu: layanan, ide, proyek, rencana bisnis, kredibilitas.
Siswa hendaknya belajar bagaimana menjadi seorang penjual yang luar biasa tanpa curang (tidak jujur) ataupun manipulatif (melakukan manipulasi).
5. Bagaimana bergaul dengan orang lain
Saya yakin anda mengenal seseorang--yang anda kenal, (adalah) ia yang tidak seorangpun suka. Kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain adalah sebuah kemampuan yang diperlukan dalam setiap pekerjaan. Juga merupakan sesuatu yang dapat dilatih, tanpa melihat seberapa bagus kemampuan yang sudah kita miliki (untuk berhubungan dengan orang lain).
6. Bagaimana menjadi pembicara ahli (a competent public speaker)
Kita semua (pernah) duduk (mendengarkan) satu ceramah atau presentasi yang terlalu bertele-tele.
Sedikit orang yang akan menjadi para pembicara profesional, namun setiap orang pasti membuat sebuah presentasi pada beberapa titik dalam kehidupan dewasa mereka.
Siswa hendaknya mempelajari kecakapan ini sesegera mungkin, sehingga ketika waktu bagi mereka untuk memberi ceramah untuk mengunci kesepakatan penting datang, mereka sudah siap.
7. Bagaimana menulis untuk beragam audiens
Hampir semua sekolah mengajarkan kepada siswa bagaimana menjadi ahli dalam tulisan akademis. Namun demikian, di Era Digital, kita perlu mendefinisikan ulang apa makna menjadi seorang penulis yang baik.
Menjadi seorang penulis fiksi yang baik berbeda dengan menjadi seorang wartawan atau jurnalis yang baik atau seorang blogger yang baik.
Contoh, di dunia online, tulisan baik adalah--pertama dan utama--menarik. Tidak mesti terstruktur baik,  pendapat ahli, atau tersusun puitis.
Wilayah perhatian seseorang yang menjelajah Internet sangat pendek (singkat), jadi ketika tulisan tidak menarik, pembaca tidak akan pernah membuatnya melalui artikel.
Siswa hendaknya belajar tentang apa arti tulisan yang baik dalam beragam konteks.
Penutup…
Saya memuji usaha pemerintah untuk meningkatkan sistem pendidikan, namun apa yang kita perlukan adalah sebuah revolusi pendidikan. Reformasi evolutif tidak akan cukup.
Pendidikan berubah secara perlahan, sedangkan waktu di mana kita hidup di dalamnya berubah secara drastis (sangat cepat). Jika kita tidak hati-hati, sistem pendidikan kita akan jauh tertinggal di belakangl
Mari kita mulai mengimplementasikan perubahan kurikulum untuk mempersiapkan sisiwa meraih kesuksesan tanpa batas!.
Mari kita lakukan sekarang!.

Daniel Wong adalah penulis "The Happy Student: 5 Steps to Academic Fulfillment and Success". Ia adalah seorang Education & Personal Excellence coach and speaker. Ia  menyelenggarakan program mentoring (mentoring programme untuk membantu siswa memaksimalkan pendidikan mereka dan menemukan kegembiraan serta keberhasilan. Ia rutin menulis di www.daniel-wong.com. Download  e-book gratisnya, "The Unhappiness Manifesto: Do You Make These 150 Mistakes In The Pursuit Of Happiness?", Download e-book gratisnya yang lain, "Singapore Scholarship Guide: The $500,000 Decision". Bersama dengan tim ahlinya, ia menjalankan  The Exam ExcellenceTM (TEE) Programme.


Terjemah bebas dari : 7 Things didn't Teach You in School
baca selengkapnya...

Tuesday, November 20

15 Kesalahan Orang Tua yang Sering Tidak Disadari

oleh:
Daniel Wong

Banyak orang tua berpikir bahwa mereka melakukan hal terbaik untuk anak mereka namun  tanpa sadar mereka mungkin menyakiti anak-anaknya...
Jelas bahwa orang tua tidak pernah punya keinginan membuat frustasi anak-anaknya. Namun tak seorang pun di antara kita yang sempurna, dan orang tua juga demikian, tidak ada pengecualian.
Dalam artikel ini, saya akan mendeskripsikan 15 hal yang orang tua sering lakukan tanpa sengaja, yang melukai (hati) anak-anaknya.
Saya akan menjelaskan terlebih dahulu bahwa saya sendiri bukan seorang orang tua; semua observasi ini ditulis dari perspektif anak.

1. Jangan memanggilnya "bodoh" atau "tak berguna"
Membuat shock bahwa, dalam keadaan marah, banyak orang tua menyebut anak mereka "bodoh" atau "tak berguna". Kata-kata kasar seperti ini dapat tetap tertanam di pikiran anak sepanjang hidupnya.

2. Memutuskan segala sesuatu untuk anak
Melakukan hal ini dapat membuat mereka merasa seperti dibatasi dan ia tidak cukup bijak atau pandai untuk membuat pilihan sendiri.

3. Terlalu menekankan pentingnya patuh
Beberapa orang tua melakukan segala hal yang dapat mereka lakukan untuk menjadikan anak patuh, namun ini dapat 'menghancurkan' hubungan (harmonis) orang - anak.

4. Jangan tunjukkan rasa sayang (secara berlebihan)
Ketika orang tua jarang menunjukkan rasa sayang, anak mungkinn akan mulai mempertanyakan apakah ia dicintai atau tidak. (Tetapi terlalu menunjukkan rasa sayang juga bukan merupakan hal yang bijaksana).

5. Mendisiplinkannya (anak) ketika orang tua marah
Pendisiplinan (anak) hendaknya dilakukan ketika orang tua tenang (tidak dalam keadaan marah). Cambuk dan pukulan di pantat hendaknya bukan merupakan reaksi langsug atas suatu (kesalahan) yang anak lakukan.

6. Menunjukkan cinta kondisional (tampak kondisional)
Orang tua melukai anak secara psikologis ketika mereka menunjukkan cinta dan perhatian hanya ketika ia melakukan hal baik di sekolah atau ketika ia bertindak baik. Anak-anak perlu tahu bahwa cinta orang tua mereka tidak mengenal kondisi.

7. Membandingkannya dengan saudara kandung atau anak lain seusianya
Setiap anak unik, sehingga ia tidak ingin merasa hidup dalam bayangan orang lain.

8. Memuji atas kemampuannya, bukan atas usahanya
Memuji anak atas usaha bagusnya akan mendorong anak mengembangkan kemampuan-kemampuan (skill) baru dan mencoba hal-hal baru, bukan hanya melakukan tugas-tugas yang sudah menunjukkan bakatnya (tugas yang sudah dikuasainya).

9. Menetapkan batasan namun tidak berlaku (bagi) orang tua
Orang tua sering menetapkan batas berkaitan dengan perilaku, waktu tidur, pekerjaan rumah tangga, dll. Ketika batas-batas ini tidak terapkan (bagi semua), maka ini akan membuat menjadi bingung, dan, mungkin, menentang.

10. Membiarkan emosi orang tua mendapat kepuasan (diperturutkan)
Berdasar observasi yang saya lakukan, mayoritas kesalahan orang tua muncul ketika orang tua gagal mengendalikan emosinya. Ketika orang tua membiarkan emosi negatif diperturutkan (get the better of them), secara tak langsung hal tersebut membolehkan anak untuk melakukan hal yang sama. Ini mewujud dengan sendirinya dalam bentuk amarah dan kecemaran remaja.

11. Berusaha mencapai impian yang tak dapat dicapai melalui anak.
Banyak orang tua hidup melalui anak-anak mereka. Namun demikian, ini dapat menjadi tidak sehat. Orang tua yang memaksa anak mereka untuk mempelajari subyek-subyek tertentu atau mengejar karir tertentu---yang bertentangan dengan harapannya--dapat menyebabkannya menjadi marah dan jengkel.

12. Terus menyelamatkannya dari masalah.
Sebagai contoh, ketika anak lupa membawa buku matematika ke sekolah dan terancam hukuman, banyak orang tua akan menyelamatkannya dengan membawakan buku ke sekolah untuknya. Namun demikian, bentuk pengasuhan ini tidak mengajarkannya untuk mengambil tanggung jawab penuh atas pilihan dan hidupnya.

13. Mengakhiri argumen dengan mengatakan "Aku tahu apa yang terbaik untukmu"
Orang tua menggunakan kaliman ini sebagai sejenis kartu kemenangan (trump card), meskipun hampir tidak pernah efektif. Hendaknya orang tua mengekspresikan betapa besar mereka mencintai dan peduli kepada anak mereka, bukan malah menekankan fakta bahwa pilihan (yang dipilihkan orang tua) memiliki konsekuensi yang mesti ia (anak) tanggung.

14. Melindunginya dari tantangan dan ketidaknyamanan
Sangat natural bagi orang tua untuk melakukan ini, namun biasanya ini bukan merupakan hal terbaik bagi perkembangan jangka panjang anak. Tantangan, ketidaknyamanan dan perjuangan dibutuhkan mereka untuk menemukan kesuksesan.

15. Membiarkannya menjadi pusat dunia keluarga (the center of family's universe)
Banyak orang tua keinginan dan kebutuhan anak untuk menentukan seluruh skedul, rencana keluarga, dll. Namun ketika ini menjadi sangat ekstrim, lingkungan ruman dapat menjadi heboh dan penuh tekanan (stressful). Hendakknya orang tua membuat anak menyadari bahwa ia merupakan seorang anggota penting dalam keluarga, bukan malah (membuat ia berpikir) bahwa dunia tidak berputar mengelilinginya.

Penutup
Pengasuhan anak bukan sekedar membesarkan anak. Ini berkaitan dengan penguatan generasi mendatang untuk menjadi yang terbaik yang dapat mereka capai, dan meletakkan fondasi bagi masa depan dan dunia yang lebih baik.
Tugas yang sangat mulia dan monumental seperti itu membutuhkan orang tua yang senantiasa merefleksikan gaya pengasuhannya, sehingga mereka dapat berkembang maju sebagai orang tua hari demi hari.
Untuk semua orang tua yang membaca ini: saya tahu anda siap untuk tugas ini.



Daniel Wong adalah penulis "The Happy Student: 5 Steps to Academic Fulfillment and Success". Ia adalah seorang Education & Personal Excellence coach and speaker. Ia  menyelenggarakan program mentoring (mentoring programme untuk membantu siswa memaksimalkan pendidikan mereka dan menemukan kegembiraan serta keberhasilan. Ia rutin menulis di www.daniel-wong.com. Download  e-book gratisnya, "The Unhappiness Manifesto: Do You Make These 150 Mistakes In The Pursuit Of Happiness?", Download e-book gratisnya yang lain, "Singapore Scholarship Guide: The $500,000 Decision". Bersama dengan tim ahlinya, ia menjalankan  The Exam ExcellenceTM (TEE) Programme.

baca selengkapnya...

9 Hal yang Diyakini Orang-orang Sukses


Orang paling sukses dalam bisnis bekerja dengan cara berbeda. Lihat apa yang mereka lakukan--mengapa berhasil.


man holding a picture of a blooming tree

Aku beruntung mengenal sejumlah orang sukses.. Tanpa memandang industri atau profesi, mereka semua memiliki perspektif dan 'keyakinan' yang sama.
Dan mereka bertindak berdasar keyakinan-keyakinan itu:

1. Waktu tidak mengisiku. Aku mengisi waktu.
Deadline dan bingkai waktu membangun parameter, namun pada secara tipikal bukan merupakan cara yang bagus. Rata-rata orang yang diberi waktu dua minggu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara instingtif akan mengukur usahanya sehinga benar-benar menghabiskan dua minggu. 
Lupakan deadline, setidaknya sebagai sebuah cara untuk mengatur aktifitas kita. Tugas hendaknya diselesaikan sesuai yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Lakukan segala sesuatu secepat dan seefektif mungkin.
Rata-rata orang membiarkan waktu mengatur mereka; orang hebat mengatur waktu. 

2. Orang di sekitarku adalah orang yang aku pilih.
Beberapa karyawan membuat kita 'gila'. Beberapa pelanggan membuat kita jengkel, beberapa teman egois (mementingkan diri sendiri), semua tentang saya menyebalkan.
Kita memilih mereka. Jika orang di sekitar kita membuat kita tidak bahagian, maka itu bukan salah mereka. Mereka hadir dalam kehidupan profesional maupun personal kita karena kita menarik mereka kepada kita--dan kita membiarkan mereka tetap (berada di sana).
Lalu ubahlah apa yang kita lakukan maka kita dapat mulai menarik orang-orang itu. Pekerja keras ingin bekerja sama dengan pekerja keras. Orang baik ingin berkumpul dengan orang baik. Karyawan hebat ingin bekerja kepada bos hebat.

3. Saya tidak pernah membayar 'tanggungan'ku (I have never paid my dues).
Tanggungan tidak pernah dibayar, (itu) masa lalu. Tanggungan mendapat bayaran, masing-masing dan tiap hari. Satu-satunya ukuran real nilai kita adalah kontribusi nyata yang kita buat berdasar basis harian.
Tidak masalah apakah kita sudah selesai atau rampung di masa lalu, kita tidak pernah terlalu baik untuk menyingsingkan lengan, menjadi kotor, dan melakukan pekerjaan kasar.  Tidak ada pekerjaan yang terlalu kasar, tidak ada tugas yang terlalu serampangan atau membosankan.
Orang yang benar-benar sukses tidak pernah merasa berhak (atas sesuatu)--kecuali  hasil kerja mereka sendiri. 

4. Pengalaman tidak relevan. Penyelesaian adalah segalanya.
 Anda sudah menjalankan "bisnis Web design 10 tahun". Wow. Saya tidak peduli berapa lama anda telah melakukan apa yang anda lakukan. Bertahun-tahun memberi layanan tidak menunjukkan apapun; anda dapat saja menjadi programer selama 10 tahun yang buruk di dunia.
Saya (hanya) peduli apa yang sudah anda selesaikan; berapa banyak situs yang sudah anda buat, berapa banyak spesifikasi aplikasi yang sudah anda kembangkan (dan apa saja jenisnya)...semua berkaitan dengan apa yang sudah anda selesaikan.
Orang sukses tidak butuh mendeskripsikan dirinya melalui tujuan-tujuan yang hiperbolik  (don't need to describe themselves using hyperbolic adjective) seperti semangat, inovatif, terarah, dll. Mereka cukup mendeskripsikan (diri), dengan cara yang penuh rendah hati, (dengan) apa yang sudah mereka selesaikan.

5. Kegagalan adalah sesuatu yang saya alami; ia tidak hanya menimpaku.
Tanyakan kepada orang mengapa mereka sukses. Jawaban mereka akan penuh dengan kata ganti personal: aku, ku, dan kadang kami juga.
Tanyakan kepada mereka mengapa mereka gagal. Kebanyakan akan kembali ke masa dan secara instingtif menjauhkan diri mereka (dari kesalahan), seperti anak yang mengatakan, "Mainanku rusak..." bukan "aku merusakkan mainanku".
Mereka akan mengatakan 'ekonomi kacau' (the economy tanked). Mereka akan mengatakan pasar tidak siap. Mereka akan mengatakan suplayer mereka tidak dapat memenuhi (permintaan).
Mereka akan mengatakan hal itu karena seseorang atau sesuatu yang lain.
Dan dengan menjauhkan diri mereka (dari kesalahan), mereka tidak belajar dari kegagalannya. Kadang sesuatu yang benar-benar berada di luar kendali anda menyebabkan kegagalan. Sebagian besar, tentu saja, anda sendiri. Dan itu tidak apa-apa. Setiap orang sukses pernah gagal. Berkali-kali. Kebanyakan dari mereka gagal jauh lebih banyak dari anda. Itulah mengapa mereka sekarang sukses.
Terima setiap kegagalan; miliki, belajarlah darinya, dan ambil tanggung jawab penuh untuk memastikan bahwa pada masa selanjutnya, segala sesuatu akan berakhir secara berbeda.

6. Relawan selalu menang.
Kapanpun engkau mengacungkan tangan engkau membuka peluang untuk diminta melakukan lebih banyak (hal).
Itu bagus. Melakukan lebih banyak hal adalah sebuah kesempatan: untuk belajar, untuk membuat kesan, untuk mendapatkan keahlian, untuk membangun hubungan baru--untuk melakukan sesuatu lebih banyak dari yang anda kira mampu lakukan.
Sukses didasarkan pada aksi. Semakin sering anda menjadi relawan, semakin banyak anda melakukan aksi. Orang sukses melangkah ke depan untuk menciptakan banyak kesempatan.
Orang yang benar-benar sukses berlari ke depan.

7. Selama saya dibayar dengan baik, semua baik.
Spesialisasi adalah bagus. Fokus adalah bagus. Menemukan peluang adalah bagus.
Menghasilkan untung adalah hebat.
Apapun yang seorang pelanggan akan membayar kita harga yang masuk akal untuk melakukan sesuatu--selama tidak melanggar etika, tidak melanggar moral, atau tidak melanggar hukum--adalah sesuatu yang hendaknya kita lakukan. Para pelanggan ingin kita mengirimkan (sesuatu) di luar wilayah normal kita? Jika mereka membayar untuk itu, baiklah. Mereka ingin kita menambah layanan yang tidak biasanya tidak kita lakukan? Jika mereka membayarnya, baiklah. Para pelanggan ingin kita melakukan beberapa pekerjaan yang relatif manual padahal kita adalah tokoh high-tech?  Diamlah, persiapkan, lakukan dan dapatkan bayaran.
Hanya melakukan apa yang ingin kita lakukan dan kita mungkin membangun sebuah bisnis yang ok. Ingin melakukan apa yang pelanggan ingin kita lakukan dan kita akan membangun sebuah bisnis yang sukses.
Ingin melakukan lebih banyak lagi dan kita akan membangun sebuah bisnis yang luar biasa.
Dan bicaralah pada para pelanggan....

8. Orang yang membayar saya selalu memiliki hak untuk mengatakan kepada saya apa yang mesti dilakukan.
Temukan rasa bangga, rasa hebat anda, aku harus bebas mengekspresikan diriku sendiri. Jadilah seperti itu pada waktunya (waktu yang anda tentukan sendiri).
Orang yang membayar anda, apakah pelanggan atau 'bos', mendapat hak untuk mendikte apa yang anda lakukan dan bagaimana melakukannya--kadang hingga sampai detail terakhir.
Bukannya mengeluh, bekerjalah untuk menyelaraskan apa yang ingin anda lakukan dengan apa diinginkan orang yang membayar anda.
Kemudian anda ubah masalah-masalah seperti kontrol dan manajemen mikro menjadi bukan masalah. 

9. Extra mile luas, sebuah tanah kosong tanpa penghuni.
Setiap orang mengatakan mereka pergi ke extra mile (wilayah tambahan yang orang lain tidak ke sana). Hampir semua sebenarnya tidak pernah melakukannya. Kebanyakan orang yang pergi ke sana berpikir, "Tunggu...tidak ada orang lain di sini...mengapa aku melakukan ini?" dan meninggalkan (nya), tidak pernah kembali (ke sana).
Itulah mengapa extra mile merupakan sebuah tempat sepi (tidak ada orang lain di sana).
Itulah mengapa juga extra mile merupakan tempat yang penuh dengan peluang.
Segeralah. Jangan terlambat. Buat panggilan telepon ekstra. Kirimkan email ekstra. Lakukan riset ekstra. Bantu pelanggan membongkar atau membuka kiriman. Jangan menunggu diminta; berusahalah. Jangan sekedar berkata kepada pekerja apa yang mesti dilakukan--tunjukkan kepaa mereka dan bekerjalah di samping mereka.
Setiap saat kita melakukan sesuatu, pikirkan satu hal ekstra yang dapat kita lakukan--terutama ketika orang lain tidak ingin melakukan hal tersebut. Sungguh, itu sulit.
Namun itulah hal yang akan membuat kita berbeda.
Dan sepanjang waktu, itulah apa yang akan membuat kita benar-benar sukses.



baca selengkapnya...

Monday, November 19

Seni Memimpin a la Steve Jobs


  

Mendiang Steve Jobs memang termasuk luar biasa untuk ukuran seorang pemimpin. Betapa tidak, selain berhasil membawa Apple dari keterpurukan, Steve juga ternyata mampu mendorong Apple hingga menjadi perusahaan paling bernilai di pasar saham, mengungguli Exxon Mobil atau General Electric. Dalam tulisan ini, penulis mencoba memaparkan seni memimpin ala Steve Jobs. Suka atau tidak suka, Steve sudah membuktikan dan tampaknya kita tidak rugi bila bisa mengambil sesuatu dari hidupnya. Walaupun sedikit dan sebatas via artikel di situs tercinta ini.

Semua orang percaya bahwa kedigdayaan Apple selaku perusahaan IT tidak bisa dilepaskan dari tangan dingin pendiri sekaligus CEO-nya, Steve Jobs. Perfeksionis dan visioner dalam bidangnya adalah dua diantara sekian banyak karakter unik Steve yang diyakini mampu mendongkrak Apple hingga bisa mencapai tahta seperti saat ini. Berikut ini beberapa paparan bagaimana Steve memimpin perusahaan dan karyawan-karyawannya.


1. Detil itu penting
Pernah suatu pagi di hari Minggu pada tahun 2008, Vig Gundotra, salah satu petinggi Google, pernah dihubungi oleh Steve Jobs. Vic mungkin agak terkejut. Ia menyangka kalau Steve mungkin menghubunginya untuk sesuatu yang sangat penting, eh ternyata ia keliru. Sang pendiri Apple ternyata cuma ingin meminta izin kepada Vic supaya ia mau diajak berdiskusi untuk perubahan gradasi warna kuning pada huruf O kedua dalam logo Google yang ditampilkan di iPhone.

Pernah suatu pagi di hari Minggu pada tahun 2008, Vig Gundotra, salah satu petinggi Google, pernah dihubungi oleh Steve Jobs. Vic mungkin agak terkejut. Ia menyangka kalau Steve mungkin menghubunginya untuk sesuatu yang sangat penting, eh ternyata ia keliru. Sang pendiri Apple ternyata cuma ingin meminta izin kepada Vic supaya ia mau diajak berdiskusi untuk perubahan gradasi warna kuning pada huruf O kedua dalam logo Google yang ditampilkan di iPhone.

Pentingkah gradasi warna kuning di huruf O kedua pada logo perusahaan orang lain yang ada di produk Anda? Baginya itu sangat penting. Dan Steve menginterupsi Vic di hari Minggu, hari libur mereka.

2. Jual mahal kalau memang "mahal"
Dari seluruh produk Apple, jarang sekali kita temui produk yang menjadi "murahan" di kelasnya. Susah mencarinya, bahkan mungkin tidak ada dan jangan-jangan tidak akan pernah ada. Di kelas tablet PC, iPad dan iPad 2 adalah produk kelas atas. Begitu pula untuk smartphone, iPhone adalah ponsel harga pejabat yang digunakan oleh hampir semua kalangan. Di jajaran pemutar musik, iPod masih termasuk pemimpin pasar. Jadi jangan mimpi bisa membeli iPod dengan harga 100 - 200 ribu perak, kecuali kalau yang iPot-iPot-an.

Dari cara Steve dan Apple membanderol dagangannya, kita jadi bisa menyimpulkan bahwa tidak selamanya konsumen akan selalu menjatuhkan pilihan pada produk yang harganya jauh lebih murah. iPad, iPod, iPhone, MacBook, dan iMac adalah contoh betapa mahalnya harga ternyata tidak berbanding lurus dengan turunnya angka penjualan. Sebagai konsumen Apple ataupun mereka yang sering bersentuhan dengan pecinta Apple, kita diberi tahu bahwa kualitas dan nilai lebih dari suatu produk adalah "harta terbesar" dari produk itu sendiri.


3. Berani unjuk gigi
Ketika Steve sedang di atas panggung, hampir semua orang menunggu-nunggu dengan penuh penasaran aksinya dalam mendemokan produk atau fitur dari sebuah produk. Dan inilah sesuatu yang ternyata jarang sekali dilakukan oleh CEO-CEO lain. Keberanian dan semangat menyala-nyala seperti yang ditunjukkan oleh Steve saat mendemokan produk-produk Apple adalah sebuah bukti tak terbantahkan atas besarnya minat dan cinta seorang manusia kelahiran tahun 1955 ini terhadap perusahaan dan tim yang berada di balik peluncuran produk itu sendiri.

Jadi bila Anda adalah seorang pendiri perusahaan atau CEO, lalu Anda justru meminta orang lain untuk mendemokan produk Anda di acara peluncurannya, ini bisa menjadi sebuah pertanyaan? Ada apa dengan Anda selaku CEO? Kemana cinta dan hati Anda?

4. Dunia tidak perlu konsep, dunia butuh produk yang nyata!
Mungkin beberapa diantara kita ada yang sangat senang melihat sesuatu yang super bagus meskipun itu bersifat konsep atau prototype. Tapi di dalam ekosistem Apple, hampir-hampir sulit sekali kita mendengar atau membaca bahwa Apple baru saja mengeluarkan produk yang bersifat konsep. Prinsip Apple dalam menjual produk adalah "kami menjual produk terbagus yang bisa kami jual saat itu juga".

Ingat di tahun 2007 ketika iPhone muncul, saat itu, iPhone bukanlah smartphone dengan spesifikasi tertinggi. Kameranya hanya 2MP, konektivitasnya tidak didukung dengan teknologi 3G, dan masih banyak lagi kekurangan iPhone dibandingkan produk lain besutan Blackberry, Nokia, ataupun Samsung. Tapi Apple tetap melaju, mereka benar-benar menjual produk mereka, yang meskipun banyak memiliki kekurangan, tetapi tetap datang dengan beberapa fitur dan teknologi revolusioner seperti satu-satunya smartphone nyata pertama yang dijual tanpa keypad. Plus ditambah satu lagi, Apple juga memperkenalkan iPhone App Store ke seluruh dunia. Dengan dua fitur ini saja, iPhone sudah dianggap sebagai penyebab berubahnya lansekap jagat smartphone saat itu, juga saat ini.

5. Pilihlah pegawai yang sebaik atau bahkan lebih baik ketimbang Anda
Suatu hari di tahun 1996, Steve pernah diwawancarai oleh reporter NPR, Terry Gross, terkait Apple corporate life style (baca: nilai-nilai perusahaan Apple). Steve dengan gamblang menjelaskan bahwa satu hal yang membedakan Apple dengan perusahaan besar lainnya adalah pada cara Apple merekrut pegawai-pegawainya. Menurut Steve, umumnya perusahaan besar merekrut pegawai yang nantinya bisa mereka suruh-suruh, tapi di Apple malah sebaliknya. Pegawai yang mereka rekrut adalah tipikal orang-orang yang justru bisa memberi tahu apa yang seharusnya bisa dilakukan oleh Apple ke depan.

6. Apa itu visioner? Jangan lakukan riset pasar!
Menurut Steve Jobs, konsumen cenderung untuk menuntut produk-produk baru yang bersifat "lebih". Dalam artian, "lebih murah", "lebih cepat", dan "lebih baik". Kalau sudah begini, ruang untuk sebuah evolusi maupun revolusi produk mungkin malah agak tertutup. Jadi alih-alih mendengarkan konsumen secara membabi buta, Steve Jobs justru lebih menyukai jalan lainnya, yaitu "bikin saja dulu produknya, biar nanti konsumen melihat dan mencobanya. lalu perhatikan apa yang terjadi".

7. Misterius itu bagus
Anda pernah tahu apa yang terjadi pada para penggemar Apple di detik-detik menjelang peluncuran iPhone pada tahun 2007 lalu? Mereka sangat-sangat penasaran. Mereka dibuat deg-degan atas apa yang nantinya bakal dipresentasikan dan didemokan oleh Steve Jobs di atas panggung. Mereka masih tidak habis pikir, apakah bisa sebuah perusahaan yang sebelumnya hanya membuat komputer, laptop, dan pemutar musik bisa membuat sebuah telepon genggam? Di saat dunia tampaknya sudah tidak butuh telepon lagi mengingat ketatnya persaingan yang sudah terjadi di antara vendor-vendor ponsel saat itu seperti Nokia, Samsung, RIM, Sony Ericcson, Motorola, LG, dan sebagainya. Bisakah Apple sukses? Ataukah jangan-jangan produk ini justru nantinya bisa membuat Apple bangkrut? Bukankah membuat smartphone bukan keahlian Apple? Kenapa tidak? Mungkin itulah yang diutarakan oleh Steve Jobs.

Dan itulah gunanya "misteri". Untuk urusan menjaga kerahasiaan produk, mungkin Apple adalah salah satu yang terbaik. Betapa tidak? Seluruh karyawan Apple, mulai dari CEO-nya sendiri sampai ke tingkat pegawai level menengah ke bawah secara kompak menjaga kerahasiaan produk mereka yang belum diperkenalkan. Betul bahwa biasanya ada bocoran informasi dari pihak internal Apple kepada pihak luar, tetapi bocoran itu justru membuat pengguna dan pecinta Apple tambah penasaran saja. Apa sebab? Karena yang dibocorkan adalah informasi umum tentang produk itu, tapi tidak tentang spesifikasinya, detil fiturnya, apa warnanya, dan sejenisnya.

8. Cukup satu atau dua warna saja
Ketika vendor-vendor lain sibuk memikirkan warna apa yang cocok untuk produk mereka, Apple justru hanya menyediakan sedikit pilihan warna saja untuk para penggunanya. Bila Anda perhatikan dengan seksama, umumnya produk-produk Apple memang tidak memiliki banyak pilihan warna (kecuali iPod). iPhone hanya dirilis dalam dua warna; hitam dan putih. Begitu pula dengan iPad dan Macbook. Bahkan untuk iMac tampaknya Apple hanya menyediakan satu warna saja, putih.

Dari sini kita bisa belajar bahwa terkadang memang sebaiknya kita tidak usah terlalu banyak menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak terlalu penting. Jadi alih-alih pusing dengan pilihan warna, kenapa kita tidak memikirkan hal-hal yang satu atau beberapa level lebih penting ketimbang warna. Kualitas bahan misalnya. Ada begitu banyak hal penting yang harus Anda pikirkan terkait produk Anda. Warna memang salah satunya, tapi jangan terlalu banyak memusingkan soalnya.

9. Tidak apa-apa kok jadi CEO yang plin-plan
Steve Jobs sendiri mencontohkannya. Pernah suatu kali, Steve berargumen bahwa Apple tidak seharusnya mendorong tumbuh suburnya App khusus seperti yang saat ini tersedia dalam jumlah ratusan ribu di Apple app store. Tapi dalam rentang waktu yang tidak lama setelah peluncuran iPhone untuk pertama kalinya, Steve Jobs akhirnya berubah. Pria yang sebelumnya lebih mendukung pemanfaatan Safari web app, kini justru lebih memihak ke app khusus. Dan cerita selanjutnya adalah sejarah manis untuk Apple. Dengan prinsip 70:30, Apple bisa ikut menimba emas sebanyak 30% dari setiap penjualan app khusus di Apple App Store yang dibuat oleh developer-developer independen dari seluruh dunia. Bila Apple sendiri mengklaim bahwa mereka sudah membayar $US 2 miliar untuk developer iOS, itu berarti mereka setidaknya mengantongi kurang lebih $US 800 juta. Jumlah yang tidak buruk untuk biaya operasional sekaligus ongkos beli bandwith dan server milik Apple. (*/dari berbagai sumber)



baca selengkapnya...

6 Hal yang Diperlukan untuk Menjadi Pemimpin yang Menginspirasi

Oleh: Fatchiah E. Kertamuda

Istilah inspirasi memiliki kandungan makna atau arti yang mendalam. Maknanya terkadang tidak hanya dapat terlihat dengan kasat mata tetapi juga dapat dirasakan hingga sulit untuk diungkapkan dengan bahasa kata.
Hal ini dikarenakan kandungan makna sangat terkait dengan suatu perenungan yang terjadi dalam diri yang nantinya akan memunculkan energi positif bagi seseorang. Inspirasi dapat diartikan dengan memberikan ilham. Arti tersebut simple tetapi sangat mendalam, sehingga setiap orang akan memaknainya dengan cara yang berbeda. Seorang pemimpin yang hanya mampu mengartikan makna dalam lingkup yang sempit, maka dia hanya akan melakukan dan bertindak tentu dengan arti yang dia pahami saja.
Harapannya seorang pemimpin yang menjadi panutan dapat memaknai arti itu secara luas, sehingga dia mampu mendengarkan suara-suara hati baik dirinya maupun orang yang ada di sekitarnya. Dengan begitu, dia dapat memberi stimulasi yang mampu mengeluarkan tenaga untuk meraih suatu tujuan.
Seorang pemimpin yang mampu memberikan inspirasi dapat memberikan motivasi pada orang-orang yang dipimpinnya. Motivasi sangat dipentingkan bagi setiap orang yang dipimpin, agar dapat menunjukkan kinerja seseorang. Seorang yang bekerja tanpa adanya motivasi maka tidak akan membuahkan hasil yang optimal bagi dirinya dan organisasi atau institusinya. Untuk dapat memiliki motivasi yang kuat dalam meningkatkan kinerja maka diperlukan sosok yang dapat mengilhami atau menginspirasinya.
Lance Scretan (1999) dalam bukunya Inspirational Leadership menyebutkan bahwa seorang pemimpin harus dapat merasakan inspirasi sebelum dia dapat menginspirasi orang lain. Ini berarti bahwa makna inspirasi adalah pemahaman mendalam dan lebih dari sekadar motivasi.
Jadi, setiap peristiwa dan pengalaman yang terjadi akan menjadi spirit dan akan masuk ke bagian terdalam diri seseorang. Hal inilah yang dapat menimbulkan inspirasi dan menjadikannya suatu energi untuk melakukan sesuatu. Pemimpin yang seringkali memberikan stimulus-stimulus yang positif yang dapat menggugah sisi kreativitas, menanamkan, menghidupkan dan menstimulasi pengaruh positif yang mampu meningkatkan orang yang dipimpinnya maka dia dapat dikategorikan sebagai pemimpin yang inspirasional.
Sebagai sosok yang mampu menginspirasi baik dirinya maupun orang lain, pemimpin harus tahu apa yang menjadi tujuan. Tujuan tersebut tentunya akan dapat memunculkan inspirasi-inspirasi dan memberikan energi untuk meraih apa yang diinginkannya. Oleh karena itu, seorang pemimpin perlu memiliki dan menggunakan kekuatan pada visualisasi dan kekukuhan dalam menggapai tujuannya.

6 Unsur Dasar Pemimpin yang Menginspirasi

Hasil survei dari program Partnerships with People dengan 100 Best Companies to Work For (Department of Trade and Industry-UK, 2004) menyebutkan bahwa untuk menjadi inspirational leadership terdapat enam unsur dasar yaitu genuinely care about their people, involve everybody, show lots of appreciation, ensure work is fun, show real trust, dan listen a lot.

Pertama, genuinely care about their people
Kepedulian pemimpin pada orang lain dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh sehingga dapat dirasakan oleh orang yang ada di sekitarnya. Seorang pemimpin yang inspirasional akan mampu menunjukkan hal tersebut walau tanpa bahasa verbal. Sikap dan perilakunya, orang yang ada di sekitarnya akan merasakan kesungguhan dan keikhlasannya.

Kedua, involve everybody. 
Dalam pelaksanaan memimpin suatu institusi ataupun organisasi apa pun, seorang pemimpin tentu akan membutuhkan orang-orang yang ada di sekitarnya. Kesuksesan pemimpin sangat dipengaruhi oleh peran serta orang-orang yang ada di belakang layar kepemimpinan. Keterlibatan orang yang ada dalam timnya merupakan bagian dari kunci suksesnya. Tidak ada pemimpin yang sukses tanpa melibatkan orang lain. Untuk dapat melibatkan orang lain, seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang yang membantu dan mendukungnya, sehingga dapat membuat kedua pihak memiliki keterlibatan dalam melakukan suatu pekerjaan.

Ketiga, show lots of appreciation. 
Pemimpin yang menginspirasi memiliki kecenderungan untuk selalu memberikan apresiasi kepada orang yang dipimpinnya. Bentuk apresiasi yang sepatutnya ditunjukkan oleh seorang tidak terbatas hanya yang sifatnya material, meskipun memang diakui hal tersebut juga merupakan bentuk reward yang penting. 
Akan tetapi, seorang pemimpin juga memberikan apresiasi yang sifatnya lebih kepada behavior dalam arti yang luas, seperti sikap, motivasinya kepada orang yang dipimpin.

Keempat, ensure work is fun. 
Bekerja merupakan hal yang menyenangkan, itulah yang perlu ditularkan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin seharusnya sudah lebih dulu memandang dan bersikap bahwa dia menikmati pekerjaan yang dilakukannya. Behaviour atau perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin tersebut akan menginspirasi dan menjadi role model bagi orang yang dipimpinnya.

Kelima, show real trust. 
Pemimpin yang menginspirasi mampu untuk memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Kepercayaan yang perlu ditunjukkan semestinya sesuai dengan tanggung jawab yang menjadi tugas dari orang yang dipimpin. Hal ini berarti si pemimpin pun harus memahami apa yang akan, sedang dilakukan bawahannya sehingga dia tahu seperti apa hasilnya. Melalui kepercayaan yang diberikan oleh seorang pemimpin, ini menunjukkan bahwa pemimpin pun harus memiliki keyakinan dengan kualitas dan kredibilitas bawahannya. Bila hal tersebut dirasakan oleh anggotanya maka dapat menginspirasi mereka menjadi sesuai atau lebih dari yang diharapkan oleh pemimpinnya.

Keenam, listen a lot
Mendengarkan merupakan faktor utama bagi seorang pemimpin. Mendengarkan tidak selalu yang berkaitan dengan bahasa verbal tetapi bahasa nonverbal juga sangat penting untuk dipahami. Bahkan, seorang pemimpin harus mampu menjadi pendengar yang baik agar dapat mendengar kebutuhan orang yang dipimpinnya.

Enam unsur tersebut menjadi bagian dari pembentukan diri seorang pemimpin agar menjadi pemimpin yang mampu memberikan inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya. Selain itu pemimpin yang menginspirasi adalah pemimpin yang juga memiliki pemahaman terhadap siapa dirinya, apa yang akan dilakukan, bagaimana dia dapat memberikan inspirasi dan bagaimana dia dapat mewujudkan tujuan yang ingin diraih saat dia memimpin. 


baca selengkapnya...

Sunday, November 18

8 Hal yang Dilakukan Orang yang Benar-benar Sukses


Orang paling sukses dalam bisnis bekerja dengan cara berbeda. Lihat apa yang mereka lakukan--mengapa berhasil.


runner winning race


Aku beruntung mengenal sejumlah orang sukses. Aku mendeskripsikan bagaimana orang-orang ini memiliki satu set perspektif dan keyakinan (beliefs) yang spesifik

Mereka juga memiliki sejumlah kebiasaan:
1. Mereka tidak membuat rencana-rencana cadangan
Rencana- rencana cadangan akan membuat kita tidur lebih mudah pada malam hari. Rencana cadangan dapat juga menciptakan sebuah jalan keluar mudah ketika mengalami saat sulit. 
Kita akan bekerja jauh lebih keras dan jauh lebih lama jika rencana primer kita berhasil karena tidak ada pilihan lain. Komitmen toral--tanpa jaring keamanan--akan memacu kita untuk bekerja lebih keras daripada yang pernah kita bayangkan sebelumnya.
Ketika sesuatu yang agak buruk terjadi (dan "yang buruk" tidak pernah seburuk yang kita pikirkan) percayalah bahwa kita akan menemukan jalan untuk bangkit kembali. Selama kita tetap bekerja keras dan belajar dari kesalahan, kita akan selalu berhasil.
2. Mereka melakukan tindakan (bekerja keras)...
Kita dapat menjadi baik dengan sedikit usaha. Kita dapat menjadi benar-benar baik dengan sedikit lebih banyak usaha. 
Namun kita tidak dapat menjadi hebat--dalam segala hal--jika kita tidak mencurahkan usaha yang benar-benar terfokus.
Tandai wajah setiap orang dengan kemampuan jarang (kemampuan istimewa yang dimiliki jarang orang) dan kita akan menemukan seseorang yang mencurahkan ribuan jam untuk berusaha mengembangkan kemampuan-kemampuannya. 
Tidak ada jalan pintas. Tidak ada sukses dalam semalam. Setiap orang mendengarkan sekitar 10.000 jam nasehat penting namun tak seorangpun mengikutinya....kecuali orang-orang yang benar-benar sukses. 
Jadi mulailah lakukan pekerjaan sekarang. (Jangan biarkan) waktu terbuang (sia-sia).
3.  ...dan mereka bekerja jauh lebih banyak.
Lupakan kisah-kisah Sheryl Sandberg "I leave every day at 5:30". Aku yakin ia melakukannya. Tapi, ia bukan kita.  
Setiap entrepeneur yang sangat sukses saya tahu (secara personal) bekerja berjam-jam lebih banyak daripada rata-rata orang. Mereka memiliki daftar panjang hal-hal yang ingin mereka kerjakan. Jadi mereka melakukannya dalam banyak waktu (mereka).
Lebih-lebih lagi, mereka (memang) ingin melakukannya dalam banyak waktu (mereka).
Jika kita tidak menerima sebuah beban kerja orang lain akan menganggap gila lalu tujuan kita tidak akan berarti banyak bagi kita--atau hal tersebut tidak terlalu sulit untuk dicapai. Jika demikian, kita tidak akan benar-benar sukses.
4. Mereka menghindari (kerumunan) orang banyak.
Kebijaksanaan konvensional menghasilkan hasil konvensional. Bergabung dengan orang banyak--tak peduli betapa trendi kumpulan itu atau betapa "panas" kesempatan--adalah resep (untuk menjadi) biasa-biasa saja.
Orang yang benar-benar sukses biasanya melakukan apa yang orang lain tidak ingin lakukan. Mereka pergi ke tempat di mana orang lain tidak ingin karena ada sedikit lebih banyak kompetisi dan kesempatan yang lebih besar untuk sukses.
5. Mereka mulai di akhir...
Sukses biasa sering didasarkan pada setting tujuan biasa.
Putuskan apa yang benar-benar kita inginkan; menjadi yang terbaik, tercepat, termurah, terbesar, apapun. Target pada tujuan akhir. Putuskan di mana kita ingin 'menjadi'. Itulah target kita. Kemudian kita dapat bekerja di belakang layar dan menampilkan langkah sepanjang jalan. 
Jangan mulai dengan (hal) kecil di mana tujuan berada. Kita mesti membuat keputusan-keputusan yang lebih baik--dan menemukan cara yang lebih mudah untuk mengerjakan banyak hal lebih keras--ketika tujuan akhir kita adalah kesuksesan akhir (kita).
6. ... dan mereka tidak berhenti di sana.
Mencapai sebuah tujuan--tidak masalah seberapa besar--bukan merupakan garis finis bagi orang yang sangat sukses. Mencapai satu target besar hanya menciptakan satu papan pijakan bagi pencapaian target besar lainnya.
Mungkin kita ingin menciptakan bisnis senilai $100 juta; pada saat kita (mulai) melakukannya kita dapat mempengaruhi rekan (kontak) kita dan berpengaruh untuk menciptakan fondasi kedermawanan untuk sesuatu yang kita yakini. Kemudian kesuksesan bisnis dan kemanusiaan kita dapat menciptakan sebuah pola bicara, tulisan, dan bahkan kepemimpinan (leadership).
Proses menjadi benar-benar sukses di satu bidang akan memberi kita kemampuan dan jaringan untuk menjadi benar-benar sukses di banyak bidang lainnya.
Orang yang benar-benar sukses tidak mencoba untuk menang hanya di satu balapan. Mereka ingin dan berencana menang di sejumlah balapan berikutnya.
7. Mereka Menjual.
Saya pernah bertanya kepada sejumlah pemilik bisnis dan CEO untuk menyebut satu kemampuan (skill) yang mereka rasa memiliki kontribusi terbesar dalam kesuksesan mereka. Semua mengatakan 'kemampuan' untuk menjual (sesuatu).
Ingatlah menjual bukan memanipulasi, menekan, atau membujuk. Menjelaskan adalah menjelaskan logika dan manfaat sebuah keputusan atau posisi. Menjual adalah meyakinkan orang lain untuk bekerja sama dengan kita. Menjual adalah mengatasi halangan dan rintangan. Menjual adalah fondasi bisnis dan kesuksesan personal: mengetahui bagaimana bernegoisasi, berhubungan dengan "tidak", menetapkan rasa percaya diri dan rasa percaya diri menghadapi penolakan, berkomunikasi secara efektif dengan banyak orang , membangun hubungan jangka panjang....
Ketika kita benar-benar yakin dengan ide kita, atau perusahaan kita, atau diri kita sendiri lalu kita tidak butuh ego besar atau pribadi besar. (maka) kita tidak perlu untuk "menjual".
Kita hanya perlu untuk melakukan komunikasi.
8. Mereka tidak pernah terlalu bangga diri (sombong).
Untuk mengakuti (bahwa) mereka berbuat salah, Untuk mengatakan (bahwa) mereka minta maaf. Untuk memiliki mimpi-mimpi besar. Untuk memupuk rasa senang pada diri mereka sendiri. untuk meminta bantuan. 
Untuk gagal.
Dan untuk mencoba lagi.

baca selengkapnya...